Sabtu, 22 September 2018

Hari Kesepuluh Tantangan Komunikasi Produktif


Kadang saya berpikir, kok bisa ya para ibu itu menyimpan mainan anak-anaknya dengan rapi, menyusun mobilan, motoran, robotan dsb dalam keadaan utuh, teratur di rak. Sementara si sulung (4,5 tahun) kalau punya mainan hampir tidak ada yang utuh. Robotan dengan kepala yang potel, mobilan dengan ban yang ilang, motoran yang gompel, dsb. Si sulunh senanh sekali membongkar mainan tapi tak bisa memasangnya lagi. Akhirnya beberapa kali saya beli mainan yang bisa dibongkar pasang. Dia senang tapi masalah belum selesai, bagian dari mainan yang bisa dibongkar pasang tadi ada yang patah, selip, bahkan hilang. 

Hari Kesembilan Tantangan Komunikasi Produktif


Saya masih terbawa suasana penantian kelahiran adik bayi dalam perut yang sudah lewat dari perjuraan lahir. Langsung maupun tak langsung ternyata ikut mempengaruhi mood saya dalam segala hal. Kadang saya jadi mudah marah atau sedih. Pekerjaan domestik yang tidak ada habisnya menjadi salah satu penyebab naiknya emosi. Alhamdulillah diberi kewarasan sehingga masih bisa mengendalikan diri.

Selasa, 18 September 2018

Hari Kedelapan Tantangan Komunikasi Produktif


Saya merasa si sulung semakin bertumbuh dan berkembang dari semua sisi. Kadang saya lupa kalau dia masih 4,5 tahun jika dia sedang mengemukakan pendapatnya meski dengan gaya cedalnya. Kadang saya merasa dia begitu manja jika dia merengek tanpa sebab atau karena ada hal yang dia inginkan. Si sulung memang tidak pernah berlama-lama jika menangis. Dia termasuk tipe perasa dan penyayang meski tak jarang senang mengganggu adiknya.

Senin, 17 September 2018

Hari Ketujuh Tantangan Komunikasi Produktif


Sebenarnya si sulung termasuk anak yang rajin. Kadang tanpa disuruh dia menulis atau menggambar di buku yang disediakan khusus untuk kegiatan di rumah. Dia juga sangat suka sekolah. Baginya, guru adalah idola. Pernah saya merasa tersaingi oleh gurunya. Suatu hari saya bernyanyi kemudian dia berkata: "Ummi nyanyi lagu bu guru."

Kamis, 13 September 2018

Hari Keenam Tantangan Komunikasi Produktif


Hari ini saya memutuskan untuk berangkat kerja, setelah kemarin berkonsultasi dengan dokter kandungan dan bidan. Bayi yang belum juga lahir meski sudah lewat dari perkiraan, sedikit membuat saya cemas. Namun saya sedikit lega karena hasil pemeriksaan cukup baik. Menunggu sampai saatnya tiba, itu yang bisa dilakukan sampai batas waktu akhir bulan ini. Semoga persalinan bisa berjalan normal dan lancar. Aamiin.

Rabu, 12 September 2018

HARI KELIMA TANTANGAN KOMUNIKASI PRODUKTIF


Sebenarnya ini cerita kemarin. Semoga belum basi, semalam saya masukkan ke dalam kulkas dan pagi ini saya hangatkan kembali. Hehe... Memangnya makanan. Bagi saya cerita ibarat makanan, bisa enak bisa gak, bisa hangat bisa dingin, bisa baru bisa basi. Semua bergantung pada cara mengemas dan menyimpan. Hehe... Tapi di era sekarang ini kadang cerita dikemas ulang, cerita lama dibungkus dengan bungkusan baru padahal sudah kadaluarsa, akibatnya bisa bikin pembaca atau pendengarnya keracunan. Aih apa sih ya...

Senin, 10 September 2018

Hari Keempat Tantangan Komunikasi Produktif


Si sulung (4,5 tahun) bisa dikategorikan anak yang aktif. Energinya sangat banyak. Seperti mesin yang selalu hidup dan batre yang selalu penuh. Itu hanya sekedar analogi. Yang jelas ciptaan ALLAH tidak bisa disamakan dengan ciptaan manusia.

Minggu, 09 September 2018

Hari Ketiga Tantangan Komunikasi Produktif


Hari ahad memang hari yang ditunggu bagi saya dan suami untuk membersamai anak-anak. Tapi pagi ini, suami harus berangkat pagi karena harus mengisi acara akad nikah. Selesai sholat subuh, saya langsung bergegas memasak, menyiapkan sarapan. 

Bangun tidur, si sulung langsung ke dapur menemui saya dan bertanya: "Boleh pergi main gak?"

Sabtu, 08 September 2018

Hari Kedua Tantangan Komunikasi Produktif


Akhir-akhir ini perut sudah mulai terasa kencang tapi belum terasa mules. Mendekati hari perkiraan lahir kali ini, perut sering kali terasa sangat kencang, tidur pun kurang nyenyak, ditambah dengan kesemutan di tangan dan kaki bengkak.  Sedikit hujan tadi pagi membuat saya mengurungkan rencana untuk ke warung belanja sayuran dan lauk pauk. Tadi pagi saya lebih memilih banyak leyeh-leyeh santai karena suami berangkat tidak terlalu pagi. Tidak banyak ragam yang saya masak. Anak-anak pun sudah mandi dengan abinya.

Jumat, 07 September 2018

Hari Pertama Tantangan Komunikasi Produktif



Saya adalah seorang ibu yang bekerja di ranah publik. Saya memiliki 2 orang anak (4,5 th dan 35 bln) serta sedang menunggu kelahiran anak ketiga. Urusan domestik dan pengasuhan anak-anak, saya dan suami berbagi tugas untuk menyelesaikannya. Suami saya berangkat kerja pagi-pagi sekali, sebelum jam 7 beliau harus berada di tempat kerja. Sementara saya juga harus berangkat pagi ke tempat kerja. Tanpa asisten rumah tangga memang cukup berat apalagi di pagi hari di saat kami harus berangkat kerja dan si sulung harus berangkat ke sekolah, namun untuk mencari asisten rumah tangga yang cocok juga tidaklah mudah. 

Bersiap Menghadapi Tantangan


Semenjak si sulung lahir berarti saya sudah lebih dari empat tahun menjadi seorang ibu. Terkadang saya merasa menjadi ibu ala kadarnya. Benar saya yang mengandung, melahirkan, bahkan merawatnya, dan juga mendidiknya tapi sering kali saya menemukan bahwa diri ini kurang ilmu dalam mengurus anak.