Rabu, 12 September 2018

HARI KELIMA TANTANGAN KOMUNIKASI PRODUKTIF


Sebenarnya ini cerita kemarin. Semoga belum basi, semalam saya masukkan ke dalam kulkas dan pagi ini saya hangatkan kembali. Hehe... Memangnya makanan. Bagi saya cerita ibarat makanan, bisa enak bisa gak, bisa hangat bisa dingin, bisa baru bisa basi. Semua bergantung pada cara mengemas dan menyimpan. Hehe... Tapi di era sekarang ini kadang cerita dikemas ulang, cerita lama dibungkus dengan bungkusan baru padahal sudah kadaluarsa, akibatnya bisa bikin pembaca atau pendengarnya keracunan. Aih apa sih ya...


Terus terang saya sedang dag dig dug, sudah lewat hari perkiraan lahir tapi belum ada tanda-tanda melahirkan. Meski demikian. manusia memang hanya bisa memperkirakan tapi ALLAH YANG MAHA TAHU. Sebagai seorang manusia biasa, ada rasa khawatir, apalagi jika membayangkan jika harus kembali merasakan diinduksi atau jika harus pasrah terbaring di ruang operasi. Belum lagi menghadapi pertanyaan kok belum cuti, kok belum lahir, dsb. Namun, saya berharap semoga segalanya berjalan lancar saat persalinan dan kami sehat. Aamiin.

Oke, kembali ke cerita kemarin. Kemarin adalah hari libur. Seperti biasa, si sulung selalu tahu kapan dia harus menagih haknya. Bermain hape hanya saya izinkan pada saat dia libur sekolah. Dan biasanya saya mengalihkan dengan berbagai cara, menunda dia dan adiknya bermain hape. Saya minta mereka untuk mandi, sarapan terlebih dulu. Kadang saya alihkan dengan buku atau mainan yang mereka punya. Tapi kadang si sulung tak sabaran untuk bermain hape.
"Kata ummi boleh main hape kalau libur."

Seperti yang pernah saya cerita kan sebelumnya, saya memang agak kesulitan melarang anak bermain hape meski saya dan suami sudah membatasi penggunaan hape. Jika kami melarang, dia masih bisa bermain di tempat teman atau saudaranya. Dia pun akan mempertanyakan mengapa mereka boleh bermain hape sementara dia tidak. Hal itu malah akan membuat saya semakin sulit untuk mengawasinya.

Kemarin si sulung (4,5 tahun) dan adiknya (35 bulan) agak berlebihan bermain hape. Mereka memang tidak pernah bermain hape terus-menerus darinpagi sampai sore, selalu ada jeda waktu yang saya usahakan, misalnya dijeda dengan makan, sholat, mewarnai, menulis, main lego, kadang saya minta mereka untuk membantu saya meski sekedar, mengocok telur, mengambilkan bumbu atau sayuran di kulkas, mengambilkan gantungan baju atau pakaian yang mau dijemur, menyuruh bermain di luar, dan sebagainya. Intinya mengalihkan perhatian dari hape. Tapi karena kemarin tidak banyak yang saya lakukan, sudah mau magrib si sulung dan adiknya masih asyik bermain hape.

"Mas, Adek, simpan dulu hapenya. Istirahat. Sudah mau magrib."

Mereka mengacuhkan perintah saya dan melanjutkan bermain hape.

"Mas, mamas yang simpan atau  ummi yang simpan?" Saya menghampiri dan menatap wajahnya sambil tersenyum.

Si sulung menaruh hape di atas meja dan kemudian diikuti adiknya.

"Abis magrib boleh main hape lagi ya?" Tanya si sulung.

"Gak. Untuk hari ini cukup main hapenya." Jawab saya.

"Mata kita perlu istirahat. Kalau mata kita lelah, mata bisa menjadi merah, terasa perih." Terang saya.

Komunikasi produktif memang sangat diperlukan. Menyampaikan pesan dengan jelas, fokus dan tanpa emosi masih terus saya biasakan.



#Hari5
#Level1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar