Senin, 17 September 2018

Hari Ketujuh Tantangan Komunikasi Produktif


Sebenarnya si sulung termasuk anak yang rajin. Kadang tanpa disuruh dia menulis atau menggambar di buku yang disediakan khusus untuk kegiatan di rumah. Dia juga sangat suka sekolah. Baginya, guru adalah idola. Pernah saya merasa tersaingi oleh gurunya. Suatu hari saya bernyanyi kemudian dia berkata: "Ummi nyanyi lagu bu guru."

Dan saya pun mengomel dalam hati: 
"Hello, sebelum guru kamu ngajar, ummi mu ini dah ngajar duluan."

Astaghfirullah. Ampuni kesombongan hamba-Mu ini, ya Allah.

Setiap hari sabtu, si sulung akan dapat PR dari sekolahnya. PR anak TK tidaklah sulit, hanya mewarnai dan menebalkan huruf. Namun terkadang, dia enggan mengerjakannya, mungkin karena bosan atau malas. Saya rasa, wajarlah ketika anak seumuran dia merasa malas untuk mengerjakan PR yang sebenarnya tidak sulit dan tidak memakan waktu lama pengerjaannya. Anak seumuran dia lebih suka melakukan hal yang diinginkannya, bermain. Tapi bagi saya, dia harus diberi pemahaman agar mendahulukan kewajiban. 

Saya memang tidak pernah memaksa si sulung untuk mengerjakan PR. Kapan dia mau saja. Namun malam ini agak berbeda, besok hari senin dan PR belum dikerjakannya.

Ummi: "Mas, ada PR kan?"
Si sulung: "Iya."
Ummi: "Ayo dikerjakan dong."
Si sulung: "Nanti aja."
Ummi: "Besok kan sekolah?"
Si sulung: "Besok aja."
Ummi: "Besok pagi pasti gak sempat, bangun tidur, mamas harus mandi, pakai baju, sarapan. Kalau PR gak selesai, bagaimana?"
Si sulung: "Gak usah sekolah. Libur aja."

Jawaban ini sungguh tidak saya duga. Saya mencoba untuk menahan emosi, mencoba untuk berkomunikasi lebih baik lagi.

"Kalau bu guru tanya kenapa gak sekolah, mamas jawab apa?" Saya bertanya lagi namun si sulung makin asyik dengan mainannya, dia tidak tidak menjawab pertanyaan saya.

Sini dong, mas. Sebentar aja. Saya meminta si sulung untuk mendekat. Saya tatap wajahbya sambil tersenyum.

"Dulu ummi malas mengerjakan PR, terus ummi mengerjakan PR sebelum berangkat sekolah, ummi belum mandi, belum sarapan, ummi telat ke sekolah. Jadi ummi gak sekolah. Ternyata di sekolah ada pelajaran baru. Ummi ketinggalan deh."

Si sulung diam sejenak kemudian mengambil buku PR di dalam tasnya.

"Ajarin ya, Mi." Pinta si sulung.

Alhamdulillah. Pesan tersampaikan dengan baik. Dalam komunikasi produktif ada poin yaitu mengganti nasihat dengan refleksi pengalaman. Kalau poin ini saya jadi ingat scene film ipin dan upin, sambil menggunting kuku upin, opah bercerita saat dia dimarahi gurunya karena rambutnya tidak diikat. Pada dasarnya opah menasihati tapi opah mengganti kalimat nasihatnya dengan refleksi pengalaman. Dan tak menyangka, saya pun melakukan hal ini.


#Hari7
#Level1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar