Sabtu, 08 September 2018

Hari Kedua Tantangan Komunikasi Produktif


Akhir-akhir ini perut sudah mulai terasa kencang tapi belum terasa mules. Mendekati hari perkiraan lahir kali ini, perut sering kali terasa sangat kencang, tidur pun kurang nyenyak, ditambah dengan kesemutan di tangan dan kaki bengkak.  Sedikit hujan tadi pagi membuat saya mengurungkan rencana untuk ke warung belanja sayuran dan lauk pauk. Tadi pagi saya lebih memilih banyak leyeh-leyeh santai karena suami berangkat tidak terlalu pagi. Tidak banyak ragam yang saya masak. Anak-anak pun sudah mandi dengan abinya.


Setelah menyuapi si sulung (4,5 tahun), saya memintanya untuk memakai kaos kaki dan sepatu sendiri. Lalu bersiap ke sekolah.

"Pakai kaos kaki, yang bagian hitam di bawah."

"Pakein, Mi." Si sulung mulai merajuk.

"Pakai sendiri dong, kan mamas bisa." Saya menggunakan intonasi suara biasa tanpa emosi.

"Gak bisa." Jawab si sulung sambil menyingkirkan kaos kakinya ke bawah kursi.

Sebenarnya si sulung sudah bisa mandi, makan, pakai baju, kaos kaki, dan sepatu sendiri tapi sering kali dia enggan melakukannya dan bersembunyi dibalik kata tidak bisa. Mungkin dia ingin dimanja dan selalu diperhatikan. Namun jika dia terbiasa dilayani, kemandiriannya sulit untuk tumbuh.

"Mamas pasti bisa, kemarin bisa hari ini juga pasti bisa." Saya kembali meyakinkan.

Dan beberapa saat kemudian, si sulung sudah memakai kaos kakinya dengan benar.

"Nah, mamas hebat bisa pakai kaos kaki sendiri." Saya pun memberikan pujian untuknya.

Komunikasi produktif bagi saya susah susah gampang. Sangat mudah untuk mengetahui teorinya tapi tidak mudah untuk menerapkannya apalagi jika berhadapan dengan kebiasaan dan situasi. Pada saat suasana hati sedang baik, akan timbul kesadaran untuk menggunakan kalimat yang produktif dengan cara yang baik. Namun jika suasana hati sedang buruk atau dalam situasi yang terburu-buru, kalimat yang disusun kurang atau tidak produktif sehingga pesan yang disampaikan juga tidak produktif. Jadi apa yang sebaiknya dilakukan? Pembiasaan adalah kuncinya.

Seperti pagi tadi, saya mencoba konsisten dengan kaidah 7-38-55 (penjelasannya bisa dilihat di Hari Pertama Tantangan Komunikasi Produktif). Saya juga mencoba mengganti kata tidak bisa menjadi bisa. Menurut teori , otak kita akan bekerja sesuai kosa kata. Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja
mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan sehingga membuat malas melakukannya. Dan sebaliknya  kata “BISA” akan
membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa sehingga BISA menjalankannya. Tadi pagi saya mencoba untuk meyakinkan si sulung bahwa dia bisa memakai kaos kaki sendiri. Yang kemudian saya akhiri dengan memberikan pujian dengan jelas. Pada prinsipnya memberikan pujian dan kritikan sebaiknya disertai dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik. Nah ini yang pada hari pertama terlewat oleh saya.

Sayangnya hari kedua ini tanpa foto. Hape lobet, lupa dicas. Maafkan.



#Hari2
#Level1
#Tantangan10hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBundaSayang
#InstitutIbuProfesional

Tidak ada komentar:

Posting Komentar